Sabtu, 18 Juli 2009

Michael Jackson Dibunuh?

Michael Jackson Dibunuh?
Michael Jackson (ANTARA/Reuters)
Jakarta (ANTARA News) - La Toya Jackson, kakak perempuan mega bintang Michael Jackson, dalam wawancara dengan Harian Inggris Daily Mail, menuduh sekelompok orang rakus telah bersekongkol membunuh Sang Raja Pop.

Saudara terdekat Jacko dan orang yang dipercaya menandatangani surat kematian King of Pop ini, menggambarkan Michael sebagai sosok kesepian dan terisolasi akibat ulah intrik pencari uang.

Dia menuduh intrik ini telah memutus Michael dari keluarga dan teman-temannya, serta memaksanya menyepakati manggung untuk 50 konser yang jelas di luar keinginannya.

La Toya juga yakin adiknya telah dijejali obat-obatan oleh orang-orang yang ingin mengendalikan semangatnya. Dia menyebut orang-orang ini telah memperlakukan Michael sebagai "sapi perah" yang bebas mereka eksploitasi. Merekalah yang terlibat langsung dalam kematian Michael, kata La Toya.

"Saya yakin Michael dibunuh, saya sudah mengira dari awal. Tak hanya melibatkan seorang, namun sudah merupakan persekongkolan," kata La Toya yang kini berumur 53 tahun.

Dia menilai Michael telah berada di lingkaran orang-orang yang salah. Michael terlalu penurut, pendiam dan penyayang sehingga orang-orang memperalatnya dan berlomba mendekatinya.

"Kurang sebulan lalu, saya katakan saya menduga Michael bakal mati sebelum manggung di London karena dia dikelilingi orang yang tidak sesuai dengan hatinya. Michael telah dihargai miliaran dolar AS. Ketika orang dihargai semahal itu, maka akan ada orang-orang rakus di sekelilingnya. Saya bilang pada keluarga sebulan lalu, dia tidak akan bisa manggung di London. Dia lebih berharga saat mati ketimbang saat hidup."

"Di akhir hidupnya, Michael terisolir dari keluarganya. Dia tidak punya teman sejati. Dia orang yang paling kesepian di dunia. Saya tahu bahwa sesuatu yang buruk tengah terjadi."

La Toya lalu mengungkapkan detail peristiwa yang terjadi di puri indah berharga 60.000 poundsterling sebulan di Beverly Hills. Michael tidak ditemukan di tempat tidur seperti selama ini diberitakan, tapi berada di ruang dokter pribadinya Conrad Murray yang lenyap begitu La Toya mencarinya.

Dia mengatakan bagaimana saluran infus terburai di kasur dan tabung oksigen berjejer di dinding kamar dari ruang dokter pribadi Michael itu.

La Toya lalu mengisahkan dia membimbing anak-anak Michael, Prince Michael (12), Paris (11) dan Blanket (7), melihat mayat ayah mereka dan kemudian Minggu malamnya berdiri di samping Paris depan satu kotak perhiasan yang sudah terbuka, lalu putri Michael itu meletakkan kalung murah di pergelangan Michael serta menaburi sekujur badannya dengan kerikil hias warna warni.

La Toya merasa memiliki banyak kesamaan dengan Michael, sama-sama bersuara tinggi, bertinggi sama, dan sama-sama tidak asing dengan pisau bedah.

Meski sempat bersitegang dengan keluarga pada 1980an karena menerbitkan buku yang menggambarkan Michael fedofilia dan menuduh ayah mereka telah menyiksa anak-anaknya, La Toya tetap berupaya menjaga keutuhan keluarganya.

Janda tanpa anak ini menjadi dekat kembali dengan Michael dan keluarganya, serta kerap menyambanginya saat Michael dan keluarga berkunjung ke rumah ibunya di Hayvenhurst Avenue, Encino.

Terakhir kali melihat Michal adalah tiga minggu sebelum kematiannya. Saat itu Keluarga Jackson berkumpul merayakan Ultah ke 60 perkawinan orang tua mereka di restoran favorit keluarga Chakra di Beverly Hills.

"Dia berdiri menyambutku di depan pintu restoran, dan berkata 'Oh La Toya, kamu keren sekali." La Toya sendiri melihat Michael kurus. Di akhir acara, dia memeluk La Toya, kemudian berkata, "Kita mesti berkumpul lagi. Kemudian dia melangkah ke pintu, berbalik menengok dan melambaikan salam perpisahan. Itulah terakhir kali saya melihat adikku tersayang."

La Toya mendengar Michael dalam bahaya justru ketika dia sedang membincangkan kematian aktris serial Charlie's Angels, Farrah Fawcett.

"Saya tinggal sekitar tiga menit dari rumah Michael di Beverly Hills. Saya sedang membicarakan Farrah Fawcett. Sekitar satu setengah jam kemudian, ayahku menelepon dari Las Vegas, “Pergi ke rumah sakit sekarang juga. Michael dilarikan ke rumah sakit.”’

La Toya lalu menelepon pembantu ibunya untuk mengabarkan adiknya dirawat di UCLA Medical Centre di Westwood yang berada sepuluh menit dari rumah Jacko.

"Saya segera masuk mobil dan terus bertanya (melalui telepon) ke pembantu ibu, 'Bagaimana keadaan dia?' Tetapi dia tak ngomong apa-apa. Kemudian saya mendengar ibu berbicara, 'Siapa itu?' dan setelah tahu yang nelpon saya, ibu meneriaki pembantu, 'Kenapa kamu bilang saja?' lalu merebut telpon, kemudian berteriak keras kepada saya, 'Dia sudah meninggal!"

"Saya hampir tabrakan. Kakiku tiba-tiba lunglai. Saya tak bisa menginjak rem. Saya nyasar ke pintu masuk rumah sakit dan memohon penjaga menolongku mengemudikan mobil karena saya sudah tak kuat lagi. Mereka lalu membawa saya ke tempat dimana Michael dirawat. Ibu sudah dalam keadaan menangis, anak-anak Michael juga menangis.

"Saya meraung, 'Benar dia meninggal?', ibu menjawab, 'Ya, dia meninggal dunia.' Saya nggak bisa berhenti menangis. Saya melolong dan anak-anak itu juga menjerit-jerit. Ibuku berdiri merangkul ketiganya, sambil menangis."


Anak-anak

Paris mendesak ingin melihat ayahnya untuk terakhir kalinya. Kemudian, bersama adiknya Randy, La Toya menemani Paris dan kedua saudaranya memasuki ruang Michael dirawat.

"Ada handuk menutupi wajahnya, lalu saya sisihkan, kemudian anak-anak itu melihat ayah mereka, Paris berkata, 'Oh daddy, aku menyayangimu,” kata La Toya.

"Kami memeluk dan menciumnya, anak-anak merenggangkan tangan ayah mereka. Dia tak kelihatan telah meninggal dunia. Matanya setengah terbuka seperti sedang tidur. Badannya masih hangat. Anak-anak menjerit dan menangis saat berada di luar ruangan, namun begitu melihat Michael semuanya diam dan tenang. Kami berdoa di depannya. Saya bertanya pada mereka, 'Apa yang ingin kalian katakan pada daddy?, mereka bilang hanya mau bicara secara pribadi."

Paris memegang tangan ayahnya. Kami mengelilingi dipan. Dada Michael begitu merah akibat pompaaan pernafasan buatan. Saya singkapkan penutup untuk melihat kakinya. Semuanya baik-baik saja.

30 menit kemudian, La Toya menandatangan surat kematian yang menerangkan Michael telah meninggal dunia.

"Ibu saya dan saudara-saudaraku memilih saya karena saya memiliki hubungan istimewa dengan Michael," aku La Toya.

La Toya mengungkapkan bahwa adiknya itu tak akan dikuburkan di Neverland, "Michael membenci tempat itu. Setelah pengadilan (pencabulan anak) yang kedua, dia bilang ke saya, 'Saya tak akan pernah kembali ke tempat ini lagi. Saya benci. Tempat ini telah menghancurkanku.”’

La Toya lalu menyorot prilaku dokter pribadi Conrad Murray yang bergaji 100.000 pounsterling sebulan, yang tak mau memperkenalkan diri kepada Keluarga Jackson kendati La Toya menuntutnya menerangkan apa yang telah terjadi pada Michael.

Paris lah yang pertamakali menunjukkan Conrad kepada La Toya, "Itu dr Murray. Dia kardiolog terbaik di dunia. Bagaimana hal ini bisa menimpa daddy?"

Dalam soal ini, pengacara Murray menolak kliennya telah berbuat salah, sebaliknya dia telah bekerjasama penuh dengan penyelidik.

La Toya lalu mendekati sang dokter, "Saya ingin berbicara dengan Anda. Saya ingin tahu apa yang terjadi pada adikku. Tetapi, dia malah ngomong, "Michael sudah tak mampu lagi, maafkan saya." La Toya jengkel karena dia diberitahu dokter lain bahwa ada bekas suntikan pada tubuh Michael.

Berdasarkan laporan-laporan, Michael memang telah menggunakan obat penenang untuk membantunya bisa beristirahat, termasuk Demerol dan Diprivan, obat yang tak diperkenankan dipakai kecuali di ruang operasi.

Polisi telah menyita dua kantung obat yang diterbitkan atas nama lain dari berbagai apotek di negara-negara bagian berbeda di AS. Polisi telah meminta catatan medis sang mega bintang dari sejumlah dokter. La Toya berkata, "Itu akan terungkap. Anda bakal terkejut."

Laporan forensik akan disampaikan bersamaan dengan hasil otopsi kedua. "Kami akan menunggu dan membandingkan dua laporan sebelum diumumkan ke publik. Saya sudah mengira hasilnya seperti apa, namun sementara ini saya tak mau bilang apa-apa dulu.

"Ada bekas suntikan di lehernya, tangan, dan banyak lagi akan terungkap beberapa pekan ke depan. Saya tidak bisa membicarakannya lebih jauh lagi karena bisa membahayakan penyelidikan. Yang pasti, saya tak berubah pikiran bahwa Michael telah dibunuh."

Sekembalinya dari rumah sakit bersama ketiga anak Michael dan ibunya ke rumah Katherine, mereka menerima telepon dari rumah Michael. Orang yang menelepon adalah pembantu terpercaya Jacko, yaitu Michael Amin, seorang muslim saleh yang disebut Brother Michael.

Dia berkata pada La Toya bahwa manajer Jacko yang kelahiran Lebanon, Dr Tohme Tohme telah memecat semua karyawan di properti milik Jacko di Beverly Hills dan rumah sewaan di Las Vegas.

"Saya ingin tahu bagaimana Michael meninggal dunia, dan pada pukul 11 malam di hari dia meninggal, semua karyawannya dipecat? Saya jadi curiga."

Ketika La Toya tiba di rumah Michael dengan manajer dan teman dekatnya Jeffre Phillips, rumah itu sudah dijaga satpam-satpam baru.

"Saya masih bisa mencium dan merasakan keberadaan adikku dimana-mana. Saya dapat membaui farfum favoritnya, Black Orchid dari Tom Ford. Saya menuju ruang tidurnya. Ada pakaian yang teronggok di lantai."

La Toya mengatakan Michael diangkut ke rumah sakit dari ruangan dr Murray, dan begitu mendapati Michael tidak tertolong, Mureay meneriaki bodyguard Alberto Alvarez untuk mencari pertolongan darurat.

"Tak seorang pun diizinkan naik ke atas, selain dr Murray dan anak-anak. Paris berkata pada saya bahwa mereka pun tidak diizinkan memasuki ruangan tatkala dr Murray memberikan Michael oksigennya," kata La Toya.

"Saya diberitahu orang-orang bahwa dokter itu terus saja mengatakan bahwa Michael masih hidup, tetapi Brother Michael menyaksikannya dan dia curiga Michael telah meninggal dunia. Tangki oksigen dimana-mana berjejer di dinding."

Diprivan, saat di rumah sakit memang diberikan sambil memompakan oksigen ke pasien. La Toya mengakui adiknya menghadapi masalah obat-obatan yang dipercaya keluarga terjadi setelah dia mengeluhkan kondisi punggungnya menyusul kecelakaan pada tur Victory ada 1984.

Tetapi, sebelum persiapan manggung di O2 London, La Toya percaya Michael bersih dari obat-obatan."Dia telah membersihkan semua sistem tubuhnya dari apapun demi kepentingan konser di London."

Michael sebenarnya tidak ingin manggung di 50 konser, dia hanya setuju sepuluh saja, namun sang promotor terus saja menambahkannya karena panggung itu akan laris.

"Bahkan orang sehat saja mustahil tampil di banyak panggung. Michael itu rapuh. Dia selalu ingin mempercayai orang. Dia itu penurut. Dalam beberapa bulan terakhir, dia seperti terisolir. Saya yakin seluruh karyawan telah diinstruksikan untuk tidak menyampaikan pesan telepon dari keluarganya. Dan jika keluarga menjengkuk, jangan dibiarkan masuk. Orang-orang itu hanya membutuhkan uang Michael.

"Michael tidak mempedulikan kondisi keuangannya. Banyak orang diuntungkan oleh Michael. Rumah yang disewanya adalah contohnya. Semula sewanya hanya 15.000 pounsterling sebulan, namun menjadi 60.000 sebulan setelah tahu yang menyewa Michael Jackson."

"Sebagai keluarga, kami ingin ikut membantu. Kami ingin mengurusinya. Tetapi kami tak bisa mendekati Michael. Saya tahu seuatu yang buruk telah terjadi. Saya percaya dia telah dipisahkan dair dunianya dan obat-obatan adalah cara untuk itu. Mereka membuatnya tergantung pada obat-obatan. Saya kira obat-obatan telah mengacaukan sistem tubuhnya sehingga dia meninggal dunia."

La Toya mengancam akan memperkarakan siapapun yang bertanggungjawab atas kematian adiknya.

"Saya ingin mengungkapnya secara tuntas, Saya tak akan berhenti sampai saya mengetahui siapa yang bertanggungjawab. Mengapa mereka menjauhkan keluarga? Ini bukan soal uang. Saya ingin keadilan untuk Michael. Saya tak akan berhenti sampai saya tahu apa dan siapa yang membunuh adikku."

La Toya terkejut mendapati betapa Michael bekerja terlalu diporsir, bahkan ini diakui Paris. "Mereka memaksa daddy bekerja terlalu keras."

"Ketika seseorang rapuh, anda tidak bisa mempertahankannya untuk jalan terus. Banyak orang yang bertanggungjawab untuk itu, langsung atau tidak langsung. Mereka bilang pada Michael, pertunjukan telah dipesan, tiket telah terjual.”

Dan Michael tetaplah Michael yang tak akan mau mengecewakan penggemarnya. "Anak-anaknya membuatnya begitu bahagia tetapi dia tetap tidak memiliki teman sejati. Masalahnya dia orang yang tidak mempercayai orang. Pada akhirnya, dia meninggal kesepian dikelilingi orang-orang bayangan."

Orang bilang Michael menyimpan 1 juta poundsterling dana tunai di rumahnya, namun La Toya tak menemukannya, tidak pula perhiasan-perhiasannya, "Seseorang mengambilnya dan melakukannya dengan baik. Begitu banyak orang di dalam rumah sebelum saya sampai di situ."

Pada jam-jam setelah Michael meninggal, Janet Jackson begitu mengkhawatirkan rumah Jacko sampai-sampai menempatkan tim keamanannya sendiri dalam rumah Michael. La Toya dan Janet ingin memindahkan semua harta Michael ke tempat aman demi anak-anaknya.

La Toya mengatakan anak-anak itu terlindungi baik. Mereka bersama Katherine dan pengasuh Grace Rwaramba yang berada di sekitar mereka sehari setelah kematian Michael, kendati La Toya mencurigai motif sang pengasuh anak itu.

"Perasaan keluarga campur aduk terhadap pengasuh itu. Ibu bilang ingin dia menemani anak-anak, namun saya peringatkan untuk berhati-hati. Ini bukan karena suka atau tidak suka padanya. Ibu itu gampang tertipu dan memaafkan."

La Toya laku membantah hubungan Grace dengan Michael telah berkembang jauh, "Saya dengar Grace menyukai Michael tetapi Michael tak menyukainya. Michael membiarkannya pergi Natal lalu. Saya punya banyak pertanyaan mengenai Grace. Dia itu instrumental dalam menjauhkan keluarga dari Michael. Lalu tiba-tiba dia kembali, mendengarkan dan memperhatikan keluarga. Saya kira prilakunya aneh."


Paris

La Toya mengatakan fokusnya kini adalah anak-anak Michael. Ketiganya memang berprilaku normal namun semuanya kurang pergaulan. Mereka tidak boleh menonton televisi. Mereka diajari di rumah dan hanya dibolehkan nonton film kartun.

"Michael selalu mengatakan bahwa dia orangtua tunggal. Dia memang orangtua tunggal yang baik sekali. Lucu rasanya melihat dia mengganti popok bayi, karena anda tak akan menyangkanya. Tetapi Michael adalah seorang ayah yang menangani sendiri. Dia ahli lho. Mereka sendiri anak-anak yang bahagia, apapun yang terjadi.

"Paris ingin menjadi penyanyi. Prince Michael, si sulung, orangnya tegas. Saya melihat ada kesedihan pada dirinya. Dia menangis di rumah sakit, tapi sejak itu dia tak pernah menangis. Dia telah menjadi kepala keluarga di keluarganya. Blanket manja. Dia sangat lucu, suku berolok-olok kayak bapaknya."

La Toya lalu menceritakan saat acara pemakaman di Forest Lawn, dimana ketiga anak menghadirinya.

Dia mengisahkan, Paris membawa kalung murah bergambar hati terbuat dari logam dan bisa berubah warna ketika menyentuh kulit. "Hati ini ada dua bagian, kata Paris, Saya mau separuh untuk daddy, separuhnya akan saya pakai selamanya.”

"Dengan berhati-hati Paris mengalungkan kalung itu ke pergelangan ayahnya, lalu berkata, 'daddy ini untukmu,' kemudian dia meletakan hati itu di tubuh Michael, terus berkata, 'Di atas tubuh daddy kalung ini menjadi biru karena dia beku. Di aku, warnanya jadi ungu.”

"Dia meraup batu hias warna warni dan ditaburkan menghiasinya jenazah ayahnya. Dia berkata, 'Dia dingin sekali.' Bibir Michael sedikit bengkak karena diotopsi. Paris berkata, 'Siapa yang melakukan ini ke daddy?”

La Toya sendiri menyimpankan sarung tangan di mayat Michael, serta kacamata hitam favoritnya.

Michael Bush, perias kepercayaan Michael, menghiasi jas jenazah Michael dengan mutiara dan manik-manik. Jacko dipakaikan setelan hitam dengan ikat pinggang berwarna emas lambang orang suci di kedua ujungnya, sementara Karen Faye, sang perias wajah, membedaki wajah Michael dengan kosmetik.

La Toya berkata, "Saya sangat bangga Paris berpidato di upacara penghormatan terakhir. Ketika Stevie Wonder sedang menyanyi, dia membisikiku, “Bibi La Toya, saya ingin ke panggung dan berbicara sesuatu mengenai daddy.”

Saya membimbingnya ke penggung, tetapi pada akhirnya, ketika kami menyanyikan 'We Are The World' dia berkata, 'Saya malu sekali' tetapi dia berubah pikiran dan tersampaikanlah kata-kata cintanya untuk sang ayahnya seperti dilihat orang kemudian.

"Dua saudara laki-lakinya pendiam, sedangkan Paris berkemauan keras. Setiap hari dia mengenakan T-shirt yang biasa dipakai Michael, sementara dinding kamarnya dihiasi poster dan gambar ayahnya. Dia tetap menuliskan surat untuk ayahnya setiap hari, surat-surat yang sangat manis, mengenai betapa dia mencintai ayahnya.

"Surat-suratnya brilian. Saat anda membacanya anda akan menangis. Dia menyukai sinar cahaya di panggung. Dia selalu menyanyikan lagu-lagu ayahnya dan dua itu spesial. Dia memiliki faktor X."

La Toya lalu berbicara soal ibu yang melahirkan dua anak tertua Michael, Debbie Rowe, yang sedang berjuang mendapatkan hak asuh kedua anaknya.

La Toya meragukannya, "Mereka bukan anak-anak Debbie. Mereka bahkan tidak mengetahui siapa ibu mereka. Seperti orang lainnya di kehidupan Michael, Debbie juga dilatarbelakangi uang. Dia sendiri selalu bilang dia bukan ibu dari anak-anak itu.

"Perasaanku dia akan terus mengejar anak-anak. Saya cukup tahu siapa Debbie, oleh karena itu saya mencegahnya melakukan itu. Debbie hanya melihat anak-anak itu barang sejenak. Michael tidak pernah mengenalkan mereka sebagai anak-anaknya."

"Anak-anak itu adalah kebahagiaan terbesar Michael. Dia adalah mega bintang, namun orang yang sangat mencintainya adalah ketiga anaknya itu."

La Toya mengkhawatirkan kesehatan ibunya, Katherine, yang kini berusia 79 tahun. "Dia jantungnya keluarga kami, tetapi sayalah perekat keluarga ini untuk tetap bersama. Semuanya terluka. Saya susah tidur sejak kematian itu. Saya takut ibu stres.

"Michael tahu dia tidak akan pernah menjadi kakek-kakek. Dia tidak ingin menjadi tua. Dia berkata padaku bahwa dia akan menikah di usia 45 dan mati di umur 50. Dia telah berfirasat."

Meski begitu, La Toya terus menyemangati Michael. Dia berencana membeli rumah seharga 40 juta pounsterling di Las Vegas milik Sultan Brunei yang akan dijadikan tempat mangkalnya setelah konser O2 selesai.

Michael rajin membaca buku tentang penyutradaraan film. "Yang pertama (yang akan dibuatnya) adalah flm horor berjudul Thriller. Dia bahkan telah merancang posternya. Dia ingin pensiun dari musik. Dan dia memang telah mengakhiri musik untuk selamanya."

Ironisnya, setelah bertahun-tahun bertengkar, Keluarga Jackson kini bersatu kembali dalam suana berkabung, namun bertekad untuk menyingkap kebenaran di balik kematian Michael.

"Saya akan melakukan apapun yang saya bisa untuk mengetahui bagaimana dia meninggal. Jika dia meninggal karena overdosis, maka saya ingin tahu siapa yang memasok obat-obatan kepadanya dan siapa yang pertamakali mengenalkannya. Kami belum berkesempatan untuk berbicara dengan dr Murray mengenai hari-hari terakhir Michael. Saya perlu tahu apa yang dia lihat atau dengar." (*)

Sumber: Caroline Graham/Daily Mail, 13 Juli 2009, disadur oleh Jafar Sidik

Mantan Istri Jackson Bantah Lepaskan Kedua Anaknya

Mantan Istri Jackson Bantah Lepaskan Kedua Anaknya
Los Angeles (ANTARA News) - Seorang pengacara mantan istri Michael Jackson, Selasa, dengan marah membantah laporan bahwa Debbie Rowe telah setuju menerima jutaan dolar AS guna menyerahkan hak asuh atas kedua anaknya dengan Raja Musik Pop tersebut.

Dalam surat kepada New York Post, pengacara Eric George mengatakan Rowe, yang menikah dengan Michael Jackson dari 1996 sampai 1999 dan ibu dua anaknya yang paling tua, "tidak dan takkan" menyerahkan hak asuhnya.

Rowe, yang para pengacaranya telah mengadakan pembicaraan dengan para pengacara kedua orang-tua Michael Jakson --Katherine dan Joe, juga takkan menerima uang selain dukungan pasangan yang telah ia dan Jackson sepakati bertahun-tahun lalu, demikian antara lain isi surat George.

Dalam surat wasiat 2002 yang ditandatangani oleh Michael Jackson, ia mengatakan ia "secara sengaja telah menghilangkan" untuk menyediakan dukungan pasangan buat Rowe.

New York Post melaporkan pada Selasa bahwa Rowe telah setuju menerima sebanyak 4 juta dolar AS untuk menyerahkan hak asuhnya atas anaknya Prince Michael Jr (12) dan Paris (11).

George telah meminta surat kabar tersebut menyiarkan pencabutan berita itu.

New York Post belum dapat dimintai komentar mengenai surat itu.

Katherine Jackson (79) menerima hak asuh sementara atas ketiga anak Raja Pop tersebut pada 29 Juni, hanya beberapa hari setelah penyanyi "Thriller" itu meninggal.

Surat George menyatakan tak ada kesepakatan yang telah dicapai antara Rowe dan keluarga Jackson mengenai hak asuh atau kunjungan.

Jackson, yang meninggal pada 25 Juni --setelah jantungnya berhenti berdenyut secara tiba-tiba di rumah besar yang disewanya di Los Angeles, adalah ayah anak ketiga yang diberi nama Prince Michael II (7), tapi ibu wali anak laki-laki itu tak pernah diidentifikasi.

Rowe pada 2001 berusaha menyerahkan hak asuh atas anaknya, tapi ia belakangan pergi ke pengadilan untuk menantang suratnya yang melepaskan hak tersebut dan itu tak pernah dilaksanakan.

Masih pada Selasa, laman Internet pesohor TMZ.com melaporkan bahwa seorang pejabat dari kantor koroner Los Angeles, yang merupakan salah satu lembaga pelaksana hukum yang menyelidiki kematian Jackson, mengunjungi kantor Dr. Arnold Klein, ahli dermatologi penyanyi tersebut, untuk memperoleh catatan medis.

Saat itu terjadi, Rowe pernah bekerja sebagai sebagai perawat buat Klein.

Beberapa ahli hukum mengatakan kalau Rowe mau berjuang di pengadilan untuk memperoleh hak asuh atas kedua anaknya dengan Jackson, ia memiliki peluang bagus untuk menang karena hukum California mendukung satu orang-tua daripada kerabat yang lebih jauh.

Pengadilan mengenai hak asuh atas ketiga anak Jackson dijadwalkan diadakan Senin depan.(*)debb

Awal Michael Jackson Kecanduan Obat Terekspos

Awal Michael Jackson Kecanduan Obat Terekspos
Michael Jackson saat berlatih untuk show yang akan digelar di London pada Staples Center, LA, California beberapa minggu sebelum konser. (REUTERS/Kevin Mazur)
Jakarta (ANTARA News) - Tanggal 27 Januari 1984 adalah salah satu hari paling gelap dalam sejarah hidup King of Pop, Michael Jackson, demikian The Rolling Stone online dalam rilis terbaru Kamis WIB ini.

Dalam satu kecelakaan yang sering menjadi bahan pergunjingan tetapi tidak pernah ada kesaksian, Michael menderita luka bakar yang parah pada muka dan kulit kepala saat "shooting" iklan Pepsi, di depan ribuan penggemarnya di Shrine Auditorium, Los Angeles.

Untuk pertamakalinya setelah 25 tahun tak pernah terekspos, US Weekly menayangkan secara eksklusif video kecelakaan yang terjadi setelah mercon pertunjukan dinyalakan terlalu dini pada pengambilan gambar keenam "shooting" iklan itu.

Dari tayangan video, mercon menyala lebih awal dan meledak dekat Michael saat dia membelakangi kamera, lalu kilatan api menyambar untuk kemudian membakar rambut si Raja Pop.

Michael tidak menyadari rambutnya terbakar dan terus melanjutkan penampilannya sampai kemudian belasan penjaga panggung berhamburan menyelamatkannya dan dengan cepat memadamkan api.

Setelah alat pemadam api kosong dan keributan mereda, tampak jelas kulit kepala Michael telah terbakar dengan plester menutupi kepalanya yang telah gundul padahal beberapa detik lalu masih berambut.

Michael segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi sebelumnya 3.000 penonton diyakinkan bahwa Michael baik-baik saja.

Menurut sejumlah laporan, sejak insiden itu dan pulih dari terbakar, Michael menjadi kecanduan penenang dan obat-obatan yang kemudian diklaim menjadi penyebab munculnya serangan jantung yang menewaskannya pada 25 Juni 2009.

Perawat sekaligus pakar nutrisi pribadi Michael mengatakan bahwa sang biduan kecanduan obat penenang Propofol yang ganas di pembuluh darah, sementara para pengawal pribadinya bersaksi kepada polisi bahwa Michael mengonsumsi 30-40 pil Xanax dalam sehari selama tahun 2004.

Bahkan Keluarga Jackson memprihatinkan penggunaan obat-obatan oleh sang penyanyi dimana Janet sang adik dilaporkan telah berupaya, namun kemudian gagal, menghindarkan kakaknya itu dari kecanduan obat.

Setelah insiden tahun 1984 itu, Michael dan Pepsi menuntaskan kasus di pengadilan dan mendapatkan kompensasi. Namun, Michael yang memang terkenal dermawan, menyumbangkan kompensasi 1,5 juta dolar AS dari Pepsi itu kepada Brotman Memorial Hospital di Culver City, California, yang kemudian mendirikan Michael Jackson Burn Center for Children. (*)

Bekas Istri Michael Jackson Merasa Difitnah

Bekas Istri Michael Jackson Merasa Difitnah
Michael Jackson (ANTARA/Reuters/Robert Galbraith)
Los Angeles (ANTARA News) - Bekas istri Michael Jackson, Debbie Rowe, hari Kamis mengadukan seorang perempuan yang dia tuduh telah mengeluarkan fitnah.

Reuters melaporkan, Debbie merasa difitnah menyusul berita-berita yang menyebut dirinya bersedia menerima jutaan dolar sebagai imbalan menyerahkan hak pengasuhan dua anaknya hasil hubungan dengan Michael Jackson.

Dalam gugatan yang diajukan di Mahkamah Agung Los Angeles, Debbie menyebut Rebecca White melakukan fitnah dan ikut campur masalah pribadi.

White menyebut dirinya "kawan dekat" Debbie padahal keduanya tidak saling kenal.

Debbie dalam gugatan itu menuduh White merekayasa e-mail dan berbagai komunikasi lain dan disebut sebagai kiriman dari Debbie.

White kepada media bahkan pernah menyatakan Debbie telah mengirim email "curhat" bahwa dia tidak menginginkan anak-anak hasil hubungan dengan Michael Jackson tapi terpaksa memperjuangkan hak asuh agar masyarakat tidak memandangnya sebagai sosok yang buruk.

Debbie dalam gugatannya menyebut bahwa dirinya tidak pernah mengirim email kepada White yang menyangkut Michael Jackson ataupun keluarganya. Debbie bahkan belum pernah mengirim email kepada White sejak Jackson meninggal.

Debbie menurut jadwal akan menghadiri sidang hak asuh anak-anaknya pada Senin pekan depan.

Debbie adalah ibu dari Prince Michael (12) dan Paris (13). Adik mereka, Prince Michael II alias "Blanket" lahir dari seorang perempuan yang menyewakan rahimnya. Perempuan tersebut namanya tidak pernah terungkap.

Debbie tidak disebut dalam surat wasiat Michael Jackson. Sang bintang pop itu menunjuk ibunya, Katherine Jackson, sebagai ibu asuh untuk tiga anak tersebut. (*)

Hasil Otopsi Michael Jackson "Mengerikan"

Hasil Otopsi Michael Jackson Mengerikan
(REUTERS/Gary Hershorn)
Jakarta (ANTARA News) - Media terbitan Inggris, The Sun, mendapat "bocoran" hasil otopsi jenazah sang legenda musik pop Michael Jackson.

"Rincian hasil otopsi yang mengerikan adalah penyanyi itu sebenarnya tinggal tulang --tidak ada makanan di perutnya kecuali pil - pil," tulis The Sun.

Paha, pinggul, dan di bahunya ada bekas tusukan jarum suntik - yang diyakini sebagai injeksi narkotika penghilang nyeri. Suntikan itu diberikan tiga kali sehari dan sudah berlangsung bertahun-tahun.

Terdapat juga banyak bekas pembedahan yang kemungkinan adalah hasil dari 13 kali operasi kosmetik.

The Sun yang mengutip hasil otopsi itu menulis bahwa bintang dengan tinggi 5 kaki 10 inci (178,8cm) itu meninggal dalam keadaan "sangat kurus" yaitu sekitar 53 kg.

Hasil otopsi juga menunjukkan sang bintang bisa dibilang tidak punya rambut lagi. Saat meninggal dia mengenakan wig dan tinggal sedikit helai rambut di kulit kepalanya.

Kulit kepala di atas telinga kirinya sudah benar-benar botak dan ada bekas luka. Kemungkinan luka itu akibat kecelakaan tahun 1984 ketika rambut Michael Jackson terbakar saat pembuatan film iklan untuk Pepsi.

Di jenazah itu juga terdapat patah tulang rusuk, kemunginan akibat dadanya terus ditekan-tekan saat orang-orang berusaha menolongnya dari gagal jantung.

Ada empat bekas suntikan di sekitar jantung Jacko, julukan Michael Jackson. Kemungkinan suntikan itu berisi adrenalin yang diinjeksikan langsung ke jantung.

Tiga suntikan itu menembus dinding jantung dan menyebabkan kerusakan. Satu suntikan lain meleset dan malah kena tulang rusuknya.

Ada lebam di lutut Michael Jackson dan di dua tulang keringnya. Otopsi tidak berhasil menemukan penyebab luka tersebut.

Terdapat pula luka benda tajam di punggungnya yang merupakan indikasi dia baru jatuh.

"Raja musik pop" itu juga punya wajah yang penuh bekas sayatan bedah plastik.

Seorang sumber yang dekat dengan Jackson mengatakan "dia tinggal kulit dan tulang, rambutnya sudah rontok dan saat meninggal di perutnya tidak ada makanan dan hanya pil-pil. Bekas suntikan di seluruh tubuhnya serta kerusakan akibat bertahun-tahun bedah plastik menunjukkan bahwa dia sudah dalam tahap akhir kemerosotan."

"Dokter-dokternya dan orang-orang di sekelilingnya menjadikan Michel Jackson menghancurkan diri sendiri. Harus ada yang dimintai pertanggungjawaban."(*)

COPYRIGHT © 2009